Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Seperti embun hinggap
Di tepi daun dan tanah yang sabar menyambutnya jatuh
Tapi aku ingin melupakanmu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Seperti mata yang berkedip
Menyambut pagi, dan daun jendela
Yang mengintip matahari
Tapi aku ingin melupakanmu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Seperti gerimis pada
jendela dan uap napasmu menulis nama :’kita’
Tapi aku ingin melupakanmu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Seperti waktu yang tak pernah berhenti dan senyummu yang
mengabadikannya
Tapi aku ingin melupakanmu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Seperti sebuah peluk yang sebentar
Dan satu kecup yang perlahan saja
Tapi aku ingin melupakanmu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Seperti kata ‘rindu’ yang kuucap dan kau membalasnya dengan ‘aku
juga’
Tapi aku ingin melupakanmu
Aku ingin melupakanmu dengan sederhana
Sesederhana air mata yang mengalir
Sesederhana genggaman tangan yang terlepas
Tapi aku ingin mencintaimu
Ini puisi dari novel Cinta. (Cinta dengan titik) karangan Bernard Batubara. Membaca novel ini, seperti membaca perasaanku sendiri. Iya, mengapa cinta membuatku mencintaimu ketika pada saat yang sama kau mencintai orang yang bukan aku? Untuk apa mencintai orang yang mencintaimu tapi juga mencintai orang lain? Aku tersadar, aku terlalu berharga untuk dijadikan sebuah pilihan kedua. Tapi bukan salahku kalau aku akhirnya bisa terjebak sedalam ini. Aku benar-benar ingin melupakanmu dengan sederhana. Sesederhana saat aku mulai mencintaimu.
Galuh Ajeng Pangestika, 5 Mei 2014 00.01 AM.
kayak pernah baca puisinya kak, ternyata bener ada di bukunya bang bara. emang nyesek ya kak ;'(
BalasHapus