Minggu, 12 Oktober 2014

Sebuah Perjuangan


Untuk kau yang sedang berjuang, apa kabarmu? Sudahkah kamu merasa hari ini sudah berusaha terlampau maksimal untuk memenuhi ambisi dan cita-citamu kelak? Apakah kamu tahu, ingin sekali aku memintamu untuk memandang senja sore ini untuk sekedar melepas lelah dan penat bersama di tempat teduh kala itu. Memandang rona langit yang menyesakkan dada yang tidak sekalipun ingin kulewatkan hadirnya kecuali denganmu, seseorang yang membuat senjaku semakin indah. Senja yang mengingatkan bahwa perjuangan hari ini telah berakhir dan sudah saatnya kamu mendekatkan diri denganNya.

Untuk kau yang selalu berjuang, ceritakan padaku siapa yang membuat hari ini terasa berat? Atau justru seseorang yang memudahkanmu untuk berjuang hari ini. Bolehkah aku mengetahui siapa saja mereka? Aku hanya ingin tahu sekedar mengucap terimakasih dalam hati karena sudah menemanimu berjuang hari ini. Bolehkah?

Berjuang itu memang tidak akan ada habisnya. Perjuangkanlah hal-hal yang membuatmu menjadi manusia yang lebih baik, berjuanglah dengan baik karena Allah dan semoga aku menjadi salah satu hal yang ingin kau perjuangkan.

Mungkin kau tidak menyadari, aku juga sedang berjuang untuk mengimbangimu yang sedang berjuang. Aku tidak ingin dari kita saling mengatakan bahwa sedang sama-sama berjuang untuk kita. Biarlah Allah yang paham dan meng-Amin-kan niat baik hambanya. Bagaimana aku berjuang adalah dengan cara memperbaiki diriku, mendekatkan aku pada Tuhanku. Bukankah pada akhirnya Tuhan kitalah yang akan membuat kita bersatu, tak peduli seberapapun kita terpisah nantinya. Aku tidak ingin menggantungkan sesuatu hal padamu, begitu pun kamu. Karena manusia pada dasarnya adalah makhluk dengan segala stok gudang kekecawaan, bukan? Jadi, serahkan pada Tuhan. Dialah yang sebenarnya sedang kita tuju bersama.


Jadi, selamat berjuang calon imamku. Semoga Tuhan menjaga aku dan kau sampai pada waktu yang sudah digariskan untuk kita berjalan pada satu jalan yang sama :)

Semarang, 12 Oktober 2014